Dirimu ada dimana-mana
Disetiap sudut-sudut kota
Diantara gedung-gedung bertingkat
Disetiap arus jalan raya
Kau menanggung duka derita
Menjalani setapak demi setapak
Menelusuri jalan dan lorong
Demi menyambung sisa hidup
Tapi, adakah yang peduli?
Memperhatikan merasakan duka derita
Yang kau rasakan sekarang
Atau merasa kasihan untukmu
Dunia memang kejam dan sadis
Terhadap dirimu dan kehidupanmu
Tapi sabarlah dan bertawakkal
Semoga mereka akan sadar
07 januari 2006
Blog ini memberikan pengertian kepada kita bagaimana menyampaikan sesuatu kepada orang lain lewat tinta dan kertas dalam puisi
Minggu, 05 Agustus 2007
KEBERSAMAAN
Kerlap-kerlip bintang malam
Mengingatkan pada masa lalu
Diwaktu masih bersama dulu
Dimalam yang penuh bintang
Bulan menerangi jalan ini
Memberikan arah langkah hidup
Menelusuri seluk-beluk kehidupan
Dalam mengiringi langkah bersama
Bintang menjadi saksi bisu
Dalam perjalanan hidup ini
Yang selalu merasakan rindu
Ingin rasanya selalu bersama
Malam-malam pun teringat
Selalu terbayang dibola mata
Betapa rasanya ingin menyatu
Agar mimpi jadi kenyataan
06 januari 2006
Mengingatkan pada masa lalu
Diwaktu masih bersama dulu
Dimalam yang penuh bintang
Bulan menerangi jalan ini
Memberikan arah langkah hidup
Menelusuri seluk-beluk kehidupan
Dalam mengiringi langkah bersama
Bintang menjadi saksi bisu
Dalam perjalanan hidup ini
Yang selalu merasakan rindu
Ingin rasanya selalu bersama
Malam-malam pun teringat
Selalu terbayang dibola mata
Betapa rasanya ingin menyatu
Agar mimpi jadi kenyataan
06 januari 2006
PAGI DI TAMAN
Semilir angin sejuk sepoi
Semerbak harum penuh bunga
Burung berkicau penuh ceria
Menyambut pagi musim dingin
Bunga mekar penuh harum
Warna-warni kilauan mata
Terbentang warna yang unik
Memberikan aroma cita rasa
Kupu-kupu turut bersama
Menambah indah suasana pagi
Meliuk-liuk memcari wangi
Sehingga mata tak jenuh
Hati terasa tenang sentosa
Merasakan menghayati keindahan pagi
Menelusuri mengitari keindahan taman
Dalam menikmati indahnya pagi
05 januari 2006
Semerbak harum penuh bunga
Burung berkicau penuh ceria
Menyambut pagi musim dingin
Bunga mekar penuh harum
Warna-warni kilauan mata
Terbentang warna yang unik
Memberikan aroma cita rasa
Kupu-kupu turut bersama
Menambah indah suasana pagi
Meliuk-liuk memcari wangi
Sehingga mata tak jenuh
Hati terasa tenang sentosa
Merasakan menghayati keindahan pagi
Menelusuri mengitari keindahan taman
Dalam menikmati indahnya pagi
05 januari 2006
TEKAD
Hari berlalu bagai mimpi
Perasaan datang silih berganti
Memutar mengisi roda kehidupan
Dalam menelusuri jejak perjalanan
Berjalan bukan seorang diri
Berhenti tanpa bayang-bayang
Berlalu bagai sobetan kilat
Melintas bagai goresan guntur
Meninggalkan kesan sepanjang umur
Bagai tulisan dalam baja
Akan teringat sampai mati
Walau berlalu ditelan waktu
Namun teringat seumur hidup
Biarpun jarak yang memisahkan
Tetapi hati telah bertekad
Untuk selalu bersama selamanya
04 januari 2006
Perasaan datang silih berganti
Memutar mengisi roda kehidupan
Dalam menelusuri jejak perjalanan
Berjalan bukan seorang diri
Berhenti tanpa bayang-bayang
Berlalu bagai sobetan kilat
Melintas bagai goresan guntur
Meninggalkan kesan sepanjang umur
Bagai tulisan dalam baja
Akan teringat sampai mati
Walau berlalu ditelan waktu
Namun teringat seumur hidup
Biarpun jarak yang memisahkan
Tetapi hati telah bertekad
Untuk selalu bersama selamanya
04 januari 2006
UNTUK BUNDA
Dimalam yang sunyi
Aku duduk termenung
Kadang terasa susah
Kadang merasa sedih
Setiap saat setiap waktu
Aku selalu teringat padamu
Namun jarak memisahkannya
Hanya do’a kupanjatkan
Semoga kau sehat selalu
Karena jerih payahmulah
Karena pengorbananmulah
Sehingga aku ada disini
Semua ini kau lakukan
Semata demi untukku
Semua untuk buah hatimu
Demi masa depanku
03 januari 2006
Aku duduk termenung
Kadang terasa susah
Kadang merasa sedih
Setiap saat setiap waktu
Aku selalu teringat padamu
Namun jarak memisahkannya
Hanya do’a kupanjatkan
Semoga kau sehat selalu
Karena jerih payahmulah
Karena pengorbananmulah
Sehingga aku ada disini
Semua ini kau lakukan
Semata demi untukku
Semua untuk buah hatimu
Demi masa depanku
03 januari 2006
KEHENINGAN
Malam yang sepi nan sunyi
Tanpa suara dan gerak
Semua diam dalam tidurnya
Sambil bergelut dengan mimpi
Semua berlalu dengan hening
Tanpa senda dan gurau
Berjalan mulus tanpa berisik
Dengan perasaan yang dalam
Bunyi larut dalam malam
Bagai ditelann tanpa tanda
Semua diam penuh carita
Mengalun mengalir bersama mimpi
Hingga pagi pun menjelang
Dalam mengakhiri dongen hidup
Yang terbuai dalam malam
Yang penuh cerita dan sejarah
02 januari 2006
Tanpa suara dan gerak
Semua diam dalam tidurnya
Sambil bergelut dengan mimpi
Semua berlalu dengan hening
Tanpa senda dan gurau
Berjalan mulus tanpa berisik
Dengan perasaan yang dalam
Bunyi larut dalam malam
Bagai ditelann tanpa tanda
Semua diam penuh carita
Mengalun mengalir bersama mimpi
Hingga pagi pun menjelang
Dalam mengakhiri dongen hidup
Yang terbuai dalam malam
Yang penuh cerita dan sejarah
02 januari 2006
Rabu, 01 Agustus 2007
ANGAN ANGAN
Memandang jangan jauh pandangan
Lain dipikirkan lain terjadi
Belajar jangan dipaksakan
Susah mengerti cepat hilang
Dipikirkan jangan terlalu dipikirkan
Membuat badan mengandung penyakit
Sabar menanti menghadapi cobaan
Menuntut hidup dalam kebimbangan
Jangan tergesa memegang bara
Lepas hangat dingin juga
Jangan cepat menaruh benci
Habis emosi rindu juga
04 oktober 2003
Lain dipikirkan lain terjadi
Belajar jangan dipaksakan
Susah mengerti cepat hilang
Dipikirkan jangan terlalu dipikirkan
Membuat badan mengandung penyakit
Sabar menanti menghadapi cobaan
Menuntut hidup dalam kebimbangan
Jangan tergesa memegang bara
Lepas hangat dingin juga
Jangan cepat menaruh benci
Habis emosi rindu juga
04 oktober 2003
DALAM HATI
Semua kata berujung manis
Dibalik kertas semua laris
Tinta menetes hingga habis
Dari hati yang menangis
Mengukir kenangan tiada arti
Mencari ilmu sampai mati
Agar senang rasanya hati
Sampai akhir hayat nanti
Semangat menggebu bagai bara
Mengejar rindu dipuncak menara
Biar badan jadi sengsara
Asal hati seperti mutiara
Angin berhembus membawa rindu
Dibalik bukit yang sedu
Mencari teman terasa syahdu
Dari cerita yang mengadu
17 juni 2005
Dibalik kertas semua laris
Tinta menetes hingga habis
Dari hati yang menangis
Mengukir kenangan tiada arti
Mencari ilmu sampai mati
Agar senang rasanya hati
Sampai akhir hayat nanti
Semangat menggebu bagai bara
Mengejar rindu dipuncak menara
Biar badan jadi sengsara
Asal hati seperti mutiara
Angin berhembus membawa rindu
Dibalik bukit yang sedu
Mencari teman terasa syahdu
Dari cerita yang mengadu
17 juni 2005
JALANAN SETAPAK
Mata mencari burung dara
Aku bertemu setan tenggara
Sabar hati penuh lara
Resah penuh gara-gara
Ingin bertemu bersama para
Agar hati bebas sengsara
Dengan memakai berbagai cara
Ibarat menanam kacang kara
Empu sakit tiada tara
Xante penuh huru-hara
Ajaib bagai batu mutiara
Cari kawan semangat membara
Taruh rindu di puncak menara
10 januari 2005
Aku bertemu setan tenggara
Sabar hati penuh lara
Resah penuh gara-gara
Ingin bertemu bersama para
Agar hati bebas sengsara
Dengan memakai berbagai cara
Ibarat menanam kacang kara
Empu sakit tiada tara
Xante penuh huru-hara
Ajaib bagai batu mutiara
Cari kawan semangat membara
Taruh rindu di puncak menara
10 januari 2005
HANYA PERASAAAN
Dibalik Cahaya Yang Remang
Timbul Perasaan Yang Bergejolak
Ingin Rasanya Membangun Bukit
Yang Diliputi Rasa Dan Masa
Ingin Meletus Rasanya Bedil
Namun Sasaran Belum Nampak
Entah Dimana Dan Kapan
Peristiwa Ini Bisa Terwujud
Perasaan Manusia Terus Bergejolak
Dengan Bedil Dibagian Depan
Siap Menyemburkan Peluru Kesasaran
Agar Tercapai Keinginan Manusia
Biar Waktu Terus Berlalu
Namun Perasaan Terus Berkobar
Ingin Membangun Bukit Berlalu
Dalam Bentuk Jiwa Dan Raga
20 juni 2005
Timbul Perasaan Yang Bergejolak
Ingin Rasanya Membangun Bukit
Yang Diliputi Rasa Dan Masa
Ingin Meletus Rasanya Bedil
Namun Sasaran Belum Nampak
Entah Dimana Dan Kapan
Peristiwa Ini Bisa Terwujud
Perasaan Manusia Terus Bergejolak
Dengan Bedil Dibagian Depan
Siap Menyemburkan Peluru Kesasaran
Agar Tercapai Keinginan Manusia
Biar Waktu Terus Berlalu
Namun Perasaan Terus Berkobar
Ingin Membangun Bukit Berlalu
Dalam Bentuk Jiwa Dan Raga
20 juni 2005
TAKDIR
Hidup kelam bagai mimpi
Diselimuti perasaan dan angan-angan
Yang tiada menentu
Dalam setiap langkah
Namun baru tersadari
Ini hanya cerita dongen
Yang terjadi dalam sejarah
Dan tidak mungkin terwujud
Hanya mimpi selalu menghantui
Perasaan yang selalu mengecam
Angan-angan yang selalu membayang
Pikiran yang tiada menetu
Namun akan tetap terjalani
Apa yang menjadi takdir
Apa yang telah digariskan
Hingga akhir hayat nanti
9 desember 2005
Diselimuti perasaan dan angan-angan
Yang tiada menentu
Dalam setiap langkah
Namun baru tersadari
Ini hanya cerita dongen
Yang terjadi dalam sejarah
Dan tidak mungkin terwujud
Hanya mimpi selalu menghantui
Perasaan yang selalu mengecam
Angan-angan yang selalu membayang
Pikiran yang tiada menetu
Namun akan tetap terjalani
Apa yang menjadi takdir
Apa yang telah digariskan
Hingga akhir hayat nanti
9 desember 2005
KEPEDIHAN HIDUP
Perasaan Kalang Kabut
Bagai Awan Yang Kelam
Diwaktu Musim Dingin
Dalam Meniti Jalan Hidup
Bayang Bayang Selalu Menyelimuti
Hingga Malam Pun Tiba
Dan Menyatu Dalam Mimpi
Hingga Siang Pun Menjelang
Hari Berlalu Bagai Bara
Mengecam, Menghantui, Membayangi
Seperti Hidup Tiada Berarti
Dalam Melangkah Yang Tiada Tujuan
Hari Berlalu Begitu Sepi
Bagai Bumi Tanpa Penghuni
Hingga Waktu Pun Menjemput
Sampai Akhir Nanti
9 desember 2005
Bagai Awan Yang Kelam
Diwaktu Musim Dingin
Dalam Meniti Jalan Hidup
Bayang Bayang Selalu Menyelimuti
Hingga Malam Pun Tiba
Dan Menyatu Dalam Mimpi
Hingga Siang Pun Menjelang
Hari Berlalu Bagai Bara
Mengecam, Menghantui, Membayangi
Seperti Hidup Tiada Berarti
Dalam Melangkah Yang Tiada Tujuan
Hari Berlalu Begitu Sepi
Bagai Bumi Tanpa Penghuni
Hingga Waktu Pun Menjemput
Sampai Akhir Nanti
9 desember 2005
Senin, 30 Juli 2007
PENCERAHAN
Melihat badan tegak ditepi sungai
Memegang tongkat berujung tali
Ikut terpaut rasanya hati
Ingin turut ke sungai
Badan tegak dipinggir kali
Mengail ikan dangan tali
Pandang bunga ditepi sungai
Bunga mekar untuk hati
Badan gerak tiada terasa
Pandang hati tiada terduga
Biar mengail tetap juga
Badan menanti senyum tiba
Pandang mata tiada berkedip
Mata menyatu tanpa sayup
Dibawah sinar yang redup
Membawa pesan dengan sedap
24 februari 2004
Memegang tongkat berujung tali
Ikut terpaut rasanya hati
Ingin turut ke sungai
Badan tegak dipinggir kali
Mengail ikan dangan tali
Pandang bunga ditepi sungai
Bunga mekar untuk hati
Badan gerak tiada terasa
Pandang hati tiada terduga
Biar mengail tetap juga
Badan menanti senyum tiba
Pandang mata tiada berkedip
Mata menyatu tanpa sayup
Dibawah sinar yang redup
Membawa pesan dengan sedap
24 februari 2004
SABAR
Hari tiada berarti
Semua hidup untuk diri
Harus berdiri dikaki sendiri
Menutup diri dari pengaruh iri
Semua ilmu untuk diri
Usahakan percaya diri sendiri
Bermanfaat dikemudian hari
Bagi kelangsungan hidup ini
Semua manusia punya arti
Carilah arti diri sendiri
Agar mudah menelusuri hari
Dalam mencapai tujuan hati
Jangan terpengaruh rasa benci
Hidup dalam takdir Ilahi
Berharap dari genggaman Rabbi
Dalam mencapai hidup berarti
17 juni 2004
Semua hidup untuk diri
Harus berdiri dikaki sendiri
Menutup diri dari pengaruh iri
Semua ilmu untuk diri
Usahakan percaya diri sendiri
Bermanfaat dikemudian hari
Bagi kelangsungan hidup ini
Semua manusia punya arti
Carilah arti diri sendiri
Agar mudah menelusuri hari
Dalam mencapai tujuan hati
Jangan terpengaruh rasa benci
Hidup dalam takdir Ilahi
Berharap dari genggaman Rabbi
Dalam mencapai hidup berarti
17 juni 2004
SEMANGAT
Dia datang sambil terlena
Dengan memakai kereta kencana
Ditarik oleh kuda lencana
Dia aneh tapi nyata
Dia datang dengan senjata
Dengan kekuatan dari mata
Dan penuh dengan derita
Dada berdebar menanti kabar
Dari pesan yang hambar
Desak hati yang sabar
Demi langkah yang tersebar
Darah mengalir tubuh bangkit
Dari hati yang sakit
Dengan semangat yang membukit
Dalam jiwa yang mengungkit
28 desember 2004
Dengan memakai kereta kencana
Ditarik oleh kuda lencana
Dia aneh tapi nyata
Dia datang dengan senjata
Dengan kekuatan dari mata
Dan penuh dengan derita
Dada berdebar menanti kabar
Dari pesan yang hambar
Desak hati yang sabar
Demi langkah yang tersebar
Darah mengalir tubuh bangkit
Dari hati yang sakit
Dengan semangat yang membukit
Dalam jiwa yang mengungkit
28 desember 2004
SEBUAH HARAPAN
Hati mati seperti pati
Tiada suka tiada duka
Hati mengadu dalam sunyi
Tiada hati tanpa jiwa
Jiwa bersemayam dalam hati
Gundah gulana hati mengadu
Tiada kata tiada dusta
Langit mati pantai sakit
Bisa kawan jadi lawan
Menunggu uban tinggal hari
Hari menghijau tumbuh menapak
Bunga taman bunga melati
Hijau setangkai tanda harapan
Hati sabar menanti hari
Kelak hari tumbuh menghijau
Bunga melati membawa harum
13 maret 2004
Tiada suka tiada duka
Hati mengadu dalam sunyi
Tiada hati tanpa jiwa
Jiwa bersemayam dalam hati
Gundah gulana hati mengadu
Tiada kata tiada dusta
Langit mati pantai sakit
Bisa kawan jadi lawan
Menunggu uban tinggal hari
Hari menghijau tumbuh menapak
Bunga taman bunga melati
Hijau setangkai tanda harapan
Hati sabar menanti hari
Kelak hari tumbuh menghijau
Bunga melati membawa harum
13 maret 2004
Minggu, 29 Juli 2007
LIKU-LIKU JALANAN
Angin sejuk angin sepoi
Menyambar kian menerbangkan
Menelusuri pucuk dedaunan
Dalam mengisi rongga kehidupan
Angin berhembus tanah berdebu
Menyelimuti sekujur tubuh
Biar tubuh penuh debu
Asal semangat tetap menggebu
Jalan setapak sinar terik
Membakar bumi dalam tubuh
Dibawah cemara pohon bakau
Ditengah alangn pasir berduri
Dibawah angin turut berkabut
Menerawang dalam semangat jiwa
Memberi langkah penuh tekad
Dalam menoreh segenggam harapan
13 september 2004
Menyambar kian menerbangkan
Menelusuri pucuk dedaunan
Dalam mengisi rongga kehidupan
Angin berhembus tanah berdebu
Menyelimuti sekujur tubuh
Biar tubuh penuh debu
Asal semangat tetap menggebu
Jalan setapak sinar terik
Membakar bumi dalam tubuh
Dibawah cemara pohon bakau
Ditengah alangn pasir berduri
Dibawah angin turut berkabut
Menerawang dalam semangat jiwa
Memberi langkah penuh tekad
Dalam menoreh segenggam harapan
13 september 2004
Langganan:
Postingan (Atom)